A. Pengertian
Nutrisi
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk menerima bahan – bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan – bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas dalam tubuhnya sendiri. Bahan – bahan tersebut dikenal dengan istilah nutrient (unsur gizi, yaitu : air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral).
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia
menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
Tujuan nutrisi yaitu:
Dalam melaksanakan pemberian makanan yang sebaik – baiknya kepada bayi dan anak, bertujuan sebagai berikut :
1. Memberikan nutrient yang cukup untuk kebutuhan dalam :Memelihara kesehatan dan memulihkannya bila sakit, Melaksanakan berbagai jenis aktivitas, Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotor.
2. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang diperlukan.
Malnutrisi
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup, malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan di antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan. Ini bisa terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang tidak seimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi makanan atau kegagalan metabolik.
Malnutrisi merupakan masalah yang menjadi perhatian
internasional serta memilikiberbagai sebab yang saling berkaitan. Penyebab
malnutrisi menurut kerangka konseptualUNICEF dapat dibedakan menjadi penyebab langsung
(immediate cause), penyebab tidak langsung
(underlying cause) dan penyebab dasar (basic cause).Di Indonesia, penderita Malnutrisi terdapat di kalangan ibu
dan masyarakat yang kurangmampu ekonominya. Kondisi anak dengan gejala
Malnutrisi diangga p kondisi “biasa” dan dianggap sepele oleh orang tuanya. Masyarakat di Indonesia, para
ibunya berpendapat bahwaanak yang buncit perutnya bukan kekurngan
nutrisi, melainkan karena penyakit
cacingan.Kematian akibat Malnutrisi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan
yangmengakibatkan kurangnya jumlah makanan yang diberikan,
kurangnya kualitas makananyang diberikan dan cara
pemberian makanan yang salah. Selain itu juga
karena adanyapenyakit, terutama penyakit infeksi, mempengaruhi
jumlah asupan makanan dan penggunaannutrien oleh tubuh.
Anak
usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa
yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak batita
diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih
besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif
lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan
yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang
usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi
kecil dengan frekuensi sering.
Menurut
Persagi (1992), berdasarkan karakteristiknya, balita usia 1-5 tahun dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun
yang dikenal dengan “ batita “ dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima
tahun yang dikenal dengan usia “ prasekolah”. Batita sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah lebih
dikenal sebagai konsumen aktif.
Anak dalam golongan umur ini (Golongan umur 1 - 3 tahun) sangat rentan terhadap penyakit gizi. Angka tertinggi untuk morbiditas penyakit defisiensi vitamin A dan malnutrisi energi protein (MEP) terdapat dalam golongan umur ini. Gigi susu telah lengkap pada umur 2-2,5 tahun, akan tetapi belum dapat digunakan untuk mengerat dan mengunyah makanan yang keras. Terutama untuk golongan 1 - 2 tahun masih perlu diberikan nasi tim meskipun tidak perlu disaring. Mereka perlu diberikan makan terpisah dengan waktu makan anak besar dan anggota keluarga yang lain untuk menghindarkan pengaruh kurang baik. Mereka sudah boleh diajari mencoba, mencicipi, makanan yang lunak, tidak pedas dan tidak merangsang. Pemberian gula-gula (permen) yang terlalu banyak mengandung karamel dihindarkan atau sangat dibatasi untuk menjaga karies (gigi berlubang). Kebutuhan nutrien relatif kurang. Pertumbuhan lambat, aktifitas mulai banyak, masih rawan terhadap penyakit gizi dan infeksi. Waktu makan boleh bersama-sama dengan orang dewasa. Mereka telah dapat memilih makanan dan makan sendiri.
B.Definisi
Malnutrisi adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami
gangguan terhadapabsorbsi,
pencernaan, dan penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan,
perkembangan danaktivitas.Malnutrisi merupakan kekurangan konsumsi pangan
secara relatif atau absoluteuntuk periode tertentu. (Bachyar Bakri,
2002)Malnutrisi (Gizi salah) adalah kesalahan pangan terutama terletak
dalamketidakseimbangan komposisi hidangan penyediaan makanan. (Akhmad
Djaeni, 2004).
C. Etiologi
a. Penyebab langsung:1. Kurangnya asupan makanan:
Kurangnya asupan makanan sendiri dapat disebabkan olehkurangnya jumlah
makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dancara pemberian makanan yang salah.2. Adanya penyakit: Terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanandan
penggunaan nutrien oleh tubuh.
b. Penyebab tidak langsung:1. Kurangnya ketahanan pangan keluarga: Keterbatasan keluarga untuk menghasilkanatau mendapatkan makanan.2. Kualitas perawatan ibu dan anak.3. Buruknya pelayanan kesehatan.4. Sanitasi lingkungan yang kurang.
D.Manifestasi klinis
Adapun tanda dan gejala dari malnutrisi adalah sebagai
berikut:
1.Kelelahan dan kekurangan energi
2.Pusing
3.Sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh
kesulitanuntuk melawan infeksi)
4.Kulit yang kering dan bersisik
5.Gusi bengkak dan berdarah
6.Gigi yang membusuk
7.Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang
lambat
8.Berat badan kurang
9.Pertumbuhan yang lambat
10.Kelemahan pada otot
11.Perut kembung
12.Tulang yang mudah patah
13.Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh
E.Patofisiologi
Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi
akibat banyak faktor.Faktor-faktor ini dapat digolong-kan atas tiga faktor
penting yaitu : tubuh sendiri (host), agent(kuman penyebab), environment (lingkungan). Memang faktor diet (makanan) memegangperanan
penting tetapi faktor lain ikut menentukanDalam keadaan kekurangan
makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankanhidup dengan memenuhi
kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mem-pergunakan karbohidrat,
protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan
kehidupan; karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuhsebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh
untuk menyimpan karbohidrat sangatsedikit, sehingga setelah 25 jam sudah
dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolismeprotein terjadi setelah beberapa
jam dengan menghasilkan asam amino yang segera
diubah jadi karbohidrat di hepar dan di ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asamlemak,
gliserol dan keton bodies.
Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodiessebagai
sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh
akanmempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira
kehilanganseparuh dari tubuh. Pada Malnutrisi, di dalam tubuh sudah tidak ada
lagi cadangan makananuntuk digunakan sebagai sumber energi. Sehingga tubuh akan
mengalami defisiensi nutrisiyang sangat berlebihan dan akan mengakibatkan
kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar